DISIPLIN DAN MATANG – Sosok Agus Harimurti Yudhoyono yang memiliki disiplin tinggi, menjadi idola warga Jakarta. Ia diyakini mampu menjadikan warga Jakarta bermartabat. Kecerdasannya membuat Agus tampil mantap menggeser calon-calon tua lainnya. (ft/krl.com)
DISIPLIN DAN MATANG – Sosok Agus Harimurti Yudhoyono yang memiliki disiplin tinggi, menjadi idola warga Jakarta. Ia diyakini mampu menjadikan warga Jakarta bermartabat. Kecerdasannya membuat Agus tampil mantap menggeser calon-calon tua lainnya. (ft/krl.com)

JAKARTA | duta.co – Luar biasa! Debat Pertama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Jumat (13/1/2017), berlangsung dinamis. Pemirsa dibuat terbelalak dengan penampilan Agus Harimurti Yudhoyono yang sempat dinilai minor oleh ‘kaum’ Medsos lantaran menolak panggung (debat) terbuka.

Hasilnya, Agus dinilai banyak orang sebagai calon pemimpin handal, tidak emosional. Di usianya paling muda, ia mampu menempatkan diri sebagai calon yang matang serta penguasaan problematika Jakarta.

“Kita terbelalak. Selama ini orang menganggap Agus tidak berani tampil debat terbuka. Ternyata dalam debat pertama ini, dia tampil lebih jago dari mereka yang biasa bicara. Dia juga tidak emosional meski mendapat serangan lawan politik, ini yang ditunggu-tunggu warga Jakarta,” demikian komentar Umi Faizah, warga Jakarta Pusat.

Pujian juga datang dari besan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Hatta Rajasa. Ia menilai penampilan Agus pada debat pertama ini, sangat baik. Di mata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ke-13 ini, jawaban dan pernyataan yang dilontarkan Agus di panggung debat memperlihatkan dirinya menguasai tema yang diusung.

“Saya kira penampilan Agus sangat baik. Penguasaan substansinya sangat baik. Kemudian jawaban-jawabannya mengena dan lugas,” ucap Hatta Rajasa usai acara debat di Lobi Hotel Bidakara, Menteng Dalam, Jakarta Selatan.

Hatta memuji kemampuan debat pasangan Agus dalam merebut kursi DKI 1, Sylviana Murni. Hatta juga memuji kecerdasan Sylviana Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI nonaktif ini.

“Bu Sylvi juga mengusai persoalannya dan jawabannya juga tegas, lugas dan tidak emosional,” tutup Hatta.

Seperti kita tahu, saat debat, Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sempat menyindir ‘rumah apung’ yang pernah diucapkan pesaingnya, Agus Harimurti Yudhoyono. Sindiran Ahok ini tidak membuat keduanya marah. Apalagi warga Jakarta sudah paham, bahwa, ramainya gagasan ‘rumah apung’ itu tidak lain hanya merupakan ‘gorengan’ kaum media sosial.

Karena itu, Ahok justru dinilai Annisa Pohan kurang profesional dengan menyindir program tersebut. “Kalau hal seperti itu diangkat saya rasa kurang profesional,” ujarnya usai debat.

Annisa menilai harusnya Ahok tidak menyindir suatu hal yang hanya ramai di media sosial. Video rumah apung tidak memiliki referensi yang jelas. “Seharusnya beliau tidak menyinggung hal-hal yang hebohnya sosial media. Karena itu tidak ada referensi yang jelas, tidak sangat berdasar,” katanya.

Ahok harusnya lebih pintar lagi dalam mengangkat sebuah isu dalam debat. Hal ini dipandang Annisa karena debat Cagub-Cawagub DKI Jakarta merupakan debat profesional.

“Artinya beliau bisa lebih pintar lagi dalam mengangkat soal isu debat yang resmi dan profesional ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Annisa mengaku bangga dengan penampilan Agus malam ini. Penampilan Agus saat debat dinilainya sudah sangat baik. Ke depannya Cagub nomor urut 1 itu tinggal mempersiapkan tema yang sesuai dengan debat.

“Saya optimis, saya sebagai istri sangat bangga dengan penampilan suami saya malam ini. Penampilan malam ini sudah sangat baik ya. Jadi nanti untuk perdebatan selanjutnya saya kira tinggal persiapan sesuai dengan tema saja. Kan setiap debat temanya berbeda,” pungkasnya.

Ketua KPU DKI Sumarno mengaku puas melihat jalannya debat yang diikuti 3 pasangan cagub cawagub tersebut. “Ya alhamdulillah sudah cukup puas ya, debat cukup sukses, semua pasangan calon hadir dan pendukungnya juga tertib,” kata Sumarno usai debat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

“Walaupun ya lebih euforia saya kira itu bagian dari dinamika demokrasi kita tapi masih dalam koridor yang kita harapkan,” tambahnya.

Melihat adanya sindiran-sindiran yang saling dilontarkan oleh paslon satu sama lain, Sumarno tak mempermasalahkannya. Selama tidak menyinggung hal sensitif menurutnya saling menyindir dalam debat tersebut masih dapat ditolerir.

“Enggak apa-apa, saya kira masih dalam koridor yang masih bisa ditolerir jadi kan tidak menyinggung personalnya, tidak menyinggung yang sangat sensitif,” ujarnya.

Justru, debat yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu dinilainya sangat baik. Dia menilai saling kritik antara paslon sangat baik sebagai bentuk adu gagasan.

“Tapi terkiat dengan itu mengkritisi kebijakan, mengkritisi program, mengkritisi gagasan saya kira bagus sekali,” tutupnya.  Debat kali ini memiliki banyak pengaruh kepada warga Jakarta, karena mereka akan melihat siapa yang matang menjadi pemimpin, siapa yang hanya emosional belaka. (hud,dt)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry