Tampak Kiai Said Aqil dan Imam Besar Masjid Phoenix, Syaikh Maksum. (FT/SHUKHTONFATHONI)

GUANGZHOU | duta.co – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melakukan lawatan dakwah ke China. Salah satu tempat yang dikunjungi adalah Masjid Zhenjiao disebut juga Masjid Phoenix, masjid tertua kedua setelah masjid Huaisheng di kota Guangzhou yang dibangun tahun 627M oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash sekaligus disitulah beliau dimakamkan. Masjid Zhenjiao dibangun era Dinasti Tang (618-907) atau saat masa Khalifah Abu Bakar Shiddiq.

“Saya terkesan dengan tata disain dan arsitektur lingkungan masjid Phoenix. Mula-mula jalan raya lalu kita memasuki gapura kompleks masjid yang cukup asri. Jalan kaki menuju pintu gerbang masjid kira-kira sepanjang 300 meter. Jalannya cukup lebar dengan batu batu yang tertata rapi. Satu sisi jalan terdapat sungai kecil berair jernih, deretan toko oleh oleh yang dirindangi pepohonan,” demikian disampaikan Kiai Said melalui Kiai Shukthon Fathoni yang sampai kepada redaksi duta.co, Rabu (26/4/2017).

Kemudian, lanjut Kiai Said, jamaah memasuki pintu gerbang masjid, terdapat bangunan yang kanan kirinya dihiasi dengan situs budaya dan catatan sejarah masjid. Sedikit ada lorong lalu bersambung dengan halaman masjid yang kanan kirinya terdapat bangunan yang bisa difungsikan madrasah. Baru kita memasuki pintu masjid. Di ‘pengimaman’ masjid tertulis ayat Alquran yang masih belum mengalami pemugaran sejak masjid didirikan.

“Sisi kanannya terdapat mimbar lengkap dengan tongkat ‘ansitu’ (yang juga dipakai bilal jumat). Sudah dua kali saya ketemu tongkat ‘ansitu’ di dua masjid, yaitu di Shanghai dan Hangzhou,” jelasnya.

Imam masjid Phoenix, Syaikh Maksum sangat gembira menyambutnya. Bahkan dikatakan Syaikh Maksum juga menyampaikan saat salat Jumat masjid ini mampu menampung 1500 jamaah salat yang meluber hingga ke jalan. Saat itu juga, Syaikh Maksum terlibat diskusi cukup gayeng dengan Kiai Said Aqil tentang keislaman dan kebudayaan. “Dia (Syaikh Maksum) orang alim, padahal belajar ke Mesir cuma tiga bulan,” kata Kiai Said.

“Ya! Saya menyaksikan kedua kiai beda negara itu membaca teks Arab, membedah nahwiyah nya, shorrof, balaghah, sedikit bantah bantahan tentu dengan selingan tawa,” demikian disampaikan KH Shukthon Fathoni yang mengikuti perjalanan dakwah ini. (thon)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry