SURABAYA | duta.co – Permadi atau lebih dikenal sebagai Abu Janda al-Boliwudi selama ini dikenal karena sindiran serta kritikannya di media sosial (medsos). Kadang postingannya menjadi kontroversi di media sosial dan berlanjut di dunia nyata menjadi obrolan dan diskusi serius.

Namun tak sedikit yang menyukai kritik dan sindiran tersebut karena dinilai mewakili kondisi sosial di masyarakat. Terbukti, Abu Janda memiliki follower atau pengikut yang sangat banyak.

Namanya sudah menasional, disejajarkan dengan Jonru yang tak jarang menjadi seterunya di media sosial. Nah, orang seperti Abu ini memiliki kekuatan yang patut diperhitungkan karena pengaruhnya di medsos tersebut.

Untuk itu Abu Janda, Minggu (13/8), hadir di aula Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, atas undangan PC GP Ansor Kota Surabaya guna menjadi instruktur Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor Surabaya. Ia didatangkan untuk  mengisi materi Kontra Propaganda Media Sosial di hadapan seratus peserta PKD GP Ansor Surabaya.

“Ini pertama kalinya saya menjadi instruktur di lingkungan GP Ansor dan Banser. Biasanya saya lebih sering menjadi instruktur di kalangan umum, seperti yang belum lama diadakan oleh Kemeterian Sosial di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Saya kira kader-kade Ansor harus memiliki pengetahuan di bidang media sosial atau medsos karena musuh-musuh NU dan Ansor hari ini hanya berani menyerang lewat Medsos tidak secara fisik,” jelas pria yang juga anggota Banser ini.

PESERTA pelatihan kepemimpinan dasar Ansor Surabaya antusias menyimak pemaparan soal menangkal serangan di medsos.

Menurut Abu Janda, pengguna Medsos terbanyak di dunia salah satunya ada di Indonesia. Bahkan, pengguna Instagram terbesar adalah Indonesia. Karena itu, kader Ansor harus melek teknologi informasi, paling tidak melek Medsos.

“Kalau tidak, NU dan Ansor akan babak belur menjadi bulan-bulanan serangan fitnah dan hoax dari pihak-pihak yang ingin melemahkan NU dan mengganti NKRI,” tegasnya dengan berapi-api.

Ia juga mengingatkan bahwa kalau sampai NU lemah maka itu sama halnya berhasil melemahkan NKRI. Karena NU selalu menjadi benteng dari ancaman pihak-pihak musuh. Komitmen NU bersama Ansor dalam menjaga ideologi Pancasila dan mempertahankan NKRI sudah teruji dan terbukti, mulai tahun 1965 hingga saat ini.

“Medan tempur hari ini ada di medsos, karena itu kader NU, Ansor dan Banser harus menguasai medsos. Dengan begitu, bisa memilah mana berita hoax atau fakta, kemudian meluruskan berita hoax tersebut, sehingga tidak berkembang menjadi fitnah yang seringkali ditujukan kepada NU,” pinta Abu Janda.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi GP Ansor Kota Surabaya, Supii mengatakan, pelaksanaan PKD pertama masa khidmat 2017-2021 dibawah kepemimpinan HM. Faridz Afif ini  dikemas dengan tema Revitalisasi Gerakan Menuju Optimalisasi Kader Militan.

“Artinya ada target gerakan yang perlu dioptimalkan kembali oleh Ansor Surabaya sebagai gerakan kaderisasi. Kami selaku tim kaderisasi minta kepada perserta, agar pasca PKD mampu menerapkan nilai-nilai Aswaja baik secara pribadi maupun di masyarakat. Serta alumni PKD mampu mengetahui jati dirinya sebagai bagian dari gerakan penerus para ulama salafus shalih,” harap Supii.

Kegiatan PKD kali ini dibagi menjadi empat zona.  “Zona I meliputi Kecamatan Bubutan, Bulak, Kenjeran, Tambak Sari, Semampir, Simokerto, Pabean Cantikan, Krembangan, Tegal Sari,Gubeng Dan Genteng,” katanya.

Sedangkan untuk Zona II meliputi, Kecamatan Wonokromo, Karangpilang, Jambangan, Sambikerep, Lakasantri, Wiyung, Dukuh Pakis, dan Gayungan. Untuk Zona III meliputi, Kecamatan Wonocolo, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Gunung Anyar, Sukolilo, dan Mulyorejo. Zona IV meliputi Kecamatan Tandes, Benowo, Pakal, Sukomanunggal, Sawahan, dan Asemrowo.

“Untuk jadwal sudah disusun. Zona II digelar pada 10 September. Zona III dilaksanakan pada 15 Oktober. Zona IV dilangsungkan pada 12 November. Untuk tema PKD yakni Merevitalisasi Gerakan Menuju Optimalisasi Kader Militan,” tegas Supii.

Senada, Ketua Panitia PKD Zona I Moch Taufik mengatakan, pelatihan PKD ini diikuti  100 calon kader baru.

“Antusiasme para calon keder baru begitu tinggi untuk bergabung di GP Ansor Surabaya. Ini terlihat jumlah peserta yang mendaftarkan diri. Kita batasi 100 peserta untuk Zona I, agar pelatihan berjalan kondusif. Sedangkan selebihnya kita ikutkan di zona berikutnya,” pungkasnya. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry