KRITIK KERAS BANSER: Screenshot Gus Nur di YouTube yang mengkritik keras Banser dan NU terkait pembubaran pengajian Ustad Felix. (ist)

PALU | duta.co – Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Gus Nur, mengkritik keras Banser dan NU soal pembubaran pengajian Ustad Felix Siauw di Masjid Manarul Gempeng, Bangil, Pasuruan, Sabtu (4/11) lalu. Videonya berdurasi 17.02 menit beredar di YouTube.

Gus Nur menyayangkan aksi main hakim tanpa tabayyun yang dilakukan oleh Banser kepada Ustad Felix. Gus Nur menyarankan agar Banser berhenti melakukan sejumlah tindakan pengusiran pengajian. Ia juga menuding orang-orang yang melakukan pengusiran terhadap Felix Siauw sebagai orang yang sakit akhlak.

“Berhentilah kamu cari musuh. Berhentilah sok sibuk bubarkan pengajian. Bubarkan kajian. Berhenti nuduh-nuduh orang anti-Pancasila. Lebih baik buka matamu lihat kebobrokan di dalam Banser itu, di dalam Ansor itu, di dalam NU itu. Lihat! Bobrok! Berhenti, berhenti!” tegas Gus Nur dikutip duta.co, Selasa (7/11/2017) dari video ceramahnya di YouTube.

“NU itu sakit, ya. Banser itu sakit. Fokus menyembuhkan penyakit internalmu, daripada sibuk bubarkan pengajian, daripada sibuk nuduh-nuduh orang anti-Pancasila. Fokus sembuhkan penyakitmu, penyakit akhlakmu, termasuk SDM-mu sendiri,” lanjut Gus Nur.

Gus Nur juga mengaku kenal dan paham betul siapa Ustad Felix. Pernah satu mobil, pernah mengobrol lama di lobi hotel, pernah satu meja makan. Ustad Felix memiliki mobil mewah. Bukan dari hasil dakwah. Dibelikan papanya untuk memfasilitasi dakwahnya.

Sang papa kepada Felix berpesan, “Lix, awakmu nek pengajian ojo sampek narik tarif, ojo sampek njaluk bayaran, ojo sampek gelem nek dike’i duwik. (Lix, kamu kalau pengajian jangan sampai pasang tarif, jangan sampai minta bayaran, jangan sampai mau kalu diberi uang, red). Semua biaya pengajianmu, papa yang nanggung,” ujar Gus Nur.

Walaupun sampai sekarang, lanjut Gus Nur, papanya Felix belum mualaf. “Aku jadi teringat rosulullah dengan pamannya,” ujarnya.

Gus Nur kemudian mengingatkan, tidak ada manusia anti-Pancasila. Orang yang menuduh orang lain anti-Pancasila itu sekonyol-konyolnya manusia, setolol-tololnya manusia, serendah-rendahnya manusia.

Wis sak karepmu kon, tersinggung-tersinggungo. Ayo siapa yang sering teriak-teriak anti-Pancasila. ‘Anti-Pancasila. NKRI harga mati. Aku Pancasila’. Siapa yang sering teriak-teriak itu. Siapa. Rezim… (suara disensor). Kepada yang benar-benar anti-Pancasila, matamu ….. (maaf kata kasar, red). Kepada yang benar-benar anti-Pancasila, cangkemu mingkem. Kepada yang benar-benar mengancam NKRI, manusia-manusia penjilat, manusia-manusia partai, manusia-manusia yang melanggar hukum syara’ Allah, hukum agama Allah, hukum pemerintah, hukum konstitusi, kepada yang benar-benar provokator, Kalian …. (maaf kata kasar, red) matanya. Meneng cangkemmu!

“Tapi kalau sesama orang muslim yang mau pengajian, mau dakwah, sok jagoan. Ojo tersinggung dulur, kalau tersinggung, tersinggungo. Karena aku punya hak untuk  melampiaskan, aku eman karo NU iku, eman…” ujar Gus Nur.

Sebelumnya, Ustad Felix di Masjdi Al-Ikhlas Jl Tanjung Sadari No 59, Perak Barat, Surabaya cerita soal peristiwa yang dialaminya di Bangil, Sabtu (4/11) lalu. Dia mengakui ada format yang disodorkan untuk ditandatangani. Isinya tiga hal. Pertama, mengakui Pancasila sebagai ideologi tunggal NKRI. Kedua, tidak membawa agenda khilafah. Ketiga, keluar dari HTI.

Menurut Felix, ketiganya tidak ada masalah. Tetapi? “Masak saya suruh tanda tangan mengakui Pancasila sebagai ideologi NKRI. Kalau saya tanda tangan berarti saya selama ini tidak mengakui Pancasila. Begitu juga dengan HTI, organisasi ini sudah tidak ada, sudah dibubarkan pemerintah,” jelasnya. kim

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry