Menteri Perhubungan membentuk tim khusus untuk menemukan penyebab kapal ini terombang-ambing di laut selama 30 jam. Ini sekali gus menjadi pelajaran bagi armada laut lainnya. (FT/ist-SE)

Menteri Perhubungan membentuk tim khusus untuk menemukan penyebab kapal ini terombang-ambing di laut selama 30 jam. Ini sekali gus menjadi pelajaran bagi armada laut lainnya. (FT/ist-SE)

SURABAYA —  Menegangkan! Jumat (3/2/2017) dini hari, benar-benar menjadi momen yang menyeramkan bagi awak dan 180 penumpang KM Mutiara Sentosa I.

Bagaimana tidak, bahan bakar kapal habis di tengah jalan. Kapal tidak punya daya merapat ke pelabuhan, dia harus menghadapi ganasnya ombak, selama 30 jam terombang-ambing di perairan Madura. Sudah begitu bahan makanan habis, tak tersisa.

Upaya evakuasi tak semulus yang dibayangkan. Sabtu (4/2) kemarin, sekitar pukul 13.45 WIB, KM Mutiara Sentosa I baru bisa ditarik ke Pelabuhan Tanjung Perak dengan menggunakan 2 tugboat. Sebelumnya, ada 6 kapal dikerahkan, termasuk yang khusus mengirim stok makanan karena penumpang pada kelaparan.

Akhirnya, sebanyak 180 penumpang bisa turun satu per satu dari kapal dengan kawalan petugas pelabuhan yang sudah standby. Para penumpang langsung dibawa ke ruang tunggu Gapura Nusantara Tanjung Perak.

Sampai di ruang tunggu, penumpang langsung diberi makanan dan minuman. Zaenal, salah seorang penumpang yang naik kapal bersama istri dan kedua anaknya, sempat mendapat pemeriksaan kesehatan dari petugas pelabuhan, karena kondisinya sangat mengkhawatirkan.

Seperti diketahui, KM Mutiara Sentosa I berangkat dari Pelabuhan Semayang, Balikpapan dengan tujuan Surabaya. Di tengah perjalanan, kapal kehabisan bahan bakar. Seharusnya dari Surabaya, kapal tersebut harus melaut ke Jakarta. Akhirnya sampai saat ini, harus parkir di Surabaya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi terkait insiden KM Mutiara Sentosa I. Investigasi itu akan melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

“Iya, pasti ada investigasi. Kita minta KNKT melakukan (investigasi), apa yang terjadi sesungguhnya. Kejadiannya kemarin (Jumat), dan kita melakukan suatu penyelamatan dan hari ini (Sabtu, red) berhasil sampai ke Tanjung Perak,” kata Budi saat mengunjungi Bandara Sultan Babullah, Ternate, Sabtu (4/2) kepada wartawan.

Terkait adanya kemungkinan unsur kelalaian, Budi tak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Dia akan tetap menunggu hasil investigasi yang akan dilakukan itu. “Kita tidak mau langsung bicara mengenai ancaman. Tentu ada reward and punishment dalam hal ini, nanti kita lihat lah. Jika ada kelalaian dari nakhoda tentu ada sanksi-sanksi,” katanya.

Budi menduga, faktor alam merupakan kemungkinan terbesar penyebab insiden tersebut. Sebab saat ini gelombang tinggi memang terjadi di perairan Indonesia. “Saat ini ombak itu memang tinggi sekali. Jadi faktor alam mungkin lebih besar dibanding faktor yang lain. Tapi kami tidak membiarkan begitu saja dan kami akan lakukan investigasi melalui KNKT,” katanya.

Sementara 110 mahasiswa yang sedianya mengikuti Jambore Mahasiswa Nasional di Jakarta, terancam gagal. Akhirnya mereka mendapat kompensasi berupa tiket pesawat. “Diberangkatkan Sabtu malam dalam 2 penerbangan. Sekitar jam 21.00 WIB,” kata Tino Heidel salah satu mahasiswa penumpang KM Mutiara Sentosa I, Sabtu (4/2).

Jambore sendiri digelar Sabtu hingga Senin (6/2) besok. Menurut Tino, 110 dari 180 penumpang KM Mutiara adalah mahasiswa peserta jambore. Mereka berasal dari 17 kampus di Kalimatan Timur dan Sulawesi Tengah. Jumlah itu terdiri dari 80 mahasiswa Kaltim dan 30 mahasiswa Sulteng. (ud,dtc)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry