Tampak Cawagub Emil Elistiyanto Dardak dan Arumi Bachsin saat deklarasi di Institut KH Abdul Chalim, Pacet Mojokerto. (DUTA.CO/IST)

MOJOKERTO  | duta.co – sebanyak 29 elemen dari unsur Kiai dan ormas deklarasi memenangkan pasangan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim. Dari sejumlah elemen itu diperkirakan memiliki 10 ribu massa. Pada deklarasi di Institut KH Abdul Chalim, Pacet Mojokerto ini dihadiri Cawagub Emil Elistiyanto Dardak dan Arumi Bachsin.

Kedatangan Arumi cukup menarik perhatian massa yang hadir. Tanpa dikomando, sejumlah ibu-ibu mengeluarkan telfon genggamnya untuk foto bersama atau selfie.

Di depan kiai dan elemen masyarakat, Emil meminta restu dan doa mendampingi Khofifah untuk memajukan Jawa Timur. Dirinya juga menolak anggapan jika meninggalkan Trenggalek, dalam kepemimpinan yang singkat.

“Peraturan perundang undangan memungkinkan saya untuk tetap mengabdi di Trenggalek sampai pengabdian di Jawa Timur dimulai. Sehingga kalau saya dikatakan tinggal gelanggang colong playu, insyaAllah tidak. Karena saya masih bertugas di Trenggalek sampai tahun ke empat,” terangnya, saat memberi sambutan di deklarasi kiai, bu nyai dan santri, Minggu (26/11/2017).

“Insya Allah amanah ini (Trenggalek) tidak akan saya tinggalkan. Karena itu dalam aturan perundangan saya tidak perlu mundur, karena esensinya jika maju memimpin Jatim akan melayani masyarakat yang sama”.

Kesediannya mensampingi Ketua PP Muslimat NU ini dilandasi sejumlah pemikiran Khofifah yang inovatif di sejumlah bidang khususnya pemberdayaan umat dan pengentasan kemiskinan.

“Jadi banyak sekali inovasi beliau. Dan kelihatannya di sini titik temunya kita akan sama-sama terbuka dengan gebrakan-gebrakan baru untuk bisa melakukan layanan publik,” tegasnya disambut tepuk tangan meriah para hadirin.

Sejumlah capaian ditorehkan Emil untuk Trenggalek selama dua tahun kepemimpinannya. Diantaranya, rencana pembanguna  pelabuhan di pantai Prigi, dukungan anggaran untuk pembangunan jalur lintas selatan dan sejumlah perbaikan infrastruktur.

Apakah dipilih karene potensial menjadi pendulang suara di Mataraman? Dirinya tidak mau dianggap seperti itu.

“Jangan dilihat dari vote gatter saja. Jika hanya melihat dari sisi vote gatter, hanya (melihat) masalah menang atau kalah. Kita harus melihat bagaimana ini bisa jadi platform untuk bangun Jatim jadi lebih baik ke depannya.Saya rasa bukan melihat saya dari Mataraman, tapi melihat bagaimana saya bisa membawa perspektif wilayah pembangunan yang sudah terjalin selama ini ke dalam platform pembangunan Jatim untuk 2019 berikutnya,” pungkas Emil. (rls)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry